Absensi dan Materi Kelas XI BAB 10 Pembaruan Islam PART 1

SMKS MUDA KREATIF BARABAI

 
Video Rangkuman 

ABSENSI

MUNCULNYA PEMBARUAN ISLAM

Periodisasi sejarah kebudayaan Islam dibagi menjadi tiga garis besar. Tiga periode besar tersebut adalah: 


1. Periode abad klasik (650 1250 M) 
2. Periode abad pertengahan (1250 1800 M) 
3. Periode abad Modern (1800 sekarang) 

Setiap periode memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan periode lainnya. Periode abad klasik menggambarkan kondisi kejayaan dunia Islam. 

Periode abad pertengahan menggambarkan kondisi kemunduran dunia Islam. Periode abad modern menggambarkan kondisi kebangkitan dunia Islam. 

Dunia Islam membentang dari Maroko sampai ke Indonesia dengan mengecualikan beberapa wilayah yang penduduknya mayoritas nonmuslim. 

Menurut Muhaimin (2011), Islam mencapai kemajuan di abad klasik, disebabkan oleh beberapa hal yaitu: 
  1. Umat Islam melaksanakan ajaran al-Qur’an yang memerintahkan supaya manusia banyak menggunakan akal. 
  2. Umat Islam melaksanakan ajaran Rasulullah saw. yang mendorong agar kaum Muslimin tidak hanya menuntut “ilmu agama”, tetapi juga mempelajari ilmuilmu lain yang bermanfaat bagi kehidupan. 
  3. Umat Islam mengembangkan “ilmu agama” dengan berijtihad dan mengembangkan sains. Pada masa ini dunia Islam bukan hanya muncul ahli ilmu hadis, fiqih, dan tafsir. Akan tetapi juga ahli kedokteran, matematika, optika, kimia, fisika, astronomi, dan sebagainya. 
  4. Ulama yang berdiri sendiri. Para ulama pada periode ini menolak tawaran penguasa untuk menjadi pegawainya. 

Pada periode abad pertengahan terutama abad ke-16 sampai 18, laju keilmuan dari para ulama semakin melemah. Ciri-ciri periode abad pertengahan ini adalah: 
  1. Ulama kurang berani lagi melakukan ijtihad. 
  2. Para ulama menganggap bahwa penggunaan akal sebagaimana diajarkan al- Quran sudah bukan zamannya. 
  3. Ulama pada periode ini menerima saja karya-karya yang dihasilkan oleh ulama zaman abad klasik. 
  4. Banyak ulama yang tidak lagi berdiri sendiri, tetapi bergantung kepada penguasa.
  5. Para ulama pada periode ini hanya menurut/mengikuti (bertaklid) pada ulama zaman klasik. 
  6. Ulama hanya sibuk pada “ilmu agama” saja, sehingga “ilmu umum” tidak berkembang dan justru cenderung lenyap. 
  7. Ilmu yang datang dari dunia Barat ke dunia Islam tidak dikenali lagi sebagai warisan umat Islam di zaman sebelumnya. 

Produktivitas keilmuan di zaman abad pertengahan menurun jauh dibandingkan dengan produktivitas keilmuan di abad klasik. 

Umat Islam mengalami kemunduran di berbagai bidang, sedangkan orang ropa menikmati kemajuan yang pesat di bidang sains, ekonomi, politik, militer, dan lainnya. 

Pada periode abad modern (abad ke-19) mulailah muncul kesadaran umat Islam. Kesadaran tersebut muncul ketika orang-orang ropa berhasil menguasai dunia Islam. 

Pada awalnya, bangsa ropalah yang mengalami kemunduran. Bangsa ropa juga pernah dikalahkan oleh umat Islam pada zaman abad klasik (650-1250). 

Contoh berhasilnya orang-orang ropa yang menguasai dunia Islam di antaranya adalah: 
  1. Negara Turki Usmani yang dielu-elukan umat Islam pada penghujung abad pertengahan ternyata mulai surut akibat kalah perang dengan penguasa ropa. 
  2. Napoleon Bonaparte dari Perancis dapat menguasai seluruh Mesir dalam waktu kurang dari tiga minggu. 
  3. Inggris sebagai salah satu kekuatan ropa mampu memasuki India dan menaklukkan kerajaan Mughal. 

Dalam kondisi keterpurukan seperti itu, membuat para ulama sadar atas derita kemunduran yang dialami umat Islam dibandingkan dengan kemajuan ropa. 

Oleh karena itu, pada abad modern muncul para ulama dengan gagasan-gagasan yang bertujuan memajukan umat Islam sehingga dunia Islam dapat mengejar kemajuan Barat. 

Pemikiran para ulama yang muncul pada abad modern ini bukanlah doktrin mutlak seperti layaknya ayat-ayat dalam Kitab Suci. 

Akan tetapi, pemikiran- pemikiran tersebut hanya sebatas gagasan relatif yang masih “menerima perubahan dan pengurangan.” 

Bagi bangsa Indonesia, kehadiran para ulama Islam modern ini membawa pengaruh yang kuat. 

Langsung atau tidak langsung mereka mengembangkan gagasan-gagasan yang sesuai dengan konteks keindonesiaan saat ini.

PEMBARU DARI INDIA

1. Syah Waliyullah (1703-1763)
Syah Waliyullah dilahirkan di Delhi pada 21 Februari 1703. Ia memperoleh pendidikan dari orang tuanya yang dikenal “sufi” dan pengelola madrasah, yaitu Syah Abd. Rahim. 

Setelah dewasa, ia turut menjadi guru di madrasah itu. 

Kemudian beliau menunaikan ibadah haji dan menimba ilmu pada ulama-ulama di Mekah dan Madinah selama setahun. Ia kembali ke Delhi pada tahun 1732 dan meneruskan karir lamanya sebagai guru. 

Syah Waliyullah juga gemar menulis. Ketika wafat beliau banyak meninggalkan karya-karya tulis, Karya-karya beliau di antaranya yang sangat terkenal berjudul Hujjatullah Al-Balighah dan uyun Al-Haramain. 

Ketika melihat kemunduran dunia Islam, Syah Waliyullah berpendapat bahwa penyebab kemunduran dunia Islam di antaranya adalah sebagai berikut: 
  1. Terjadinya perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem kekhalifahan menjadi sistem kerajaan. 
  2. Sistem demokrasi yang melekat dalam kekhalifahan diganti dengan sistem monarki absolut. 
  3. Perpecahan di kalangan umat Islam merupakan akibat dari adanya perbedaan aliran-aliran yang muncul di dalamnya. Tiap- tiap aliran mengaku dirinya yang paling benar. 
  4. Mencampuradukkan ajaran Islam dengan unsur-unsur ajaran lainnya, sehingga ajaran Islam yang murni menjadi kurang jelas. 

Pemikiran lain dari Syah Waliyullah adalah perlunya penerjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa asing. 

Tujuan penerjemahan ini agar masyarakat yang tidak mengerti bahasa Arab dapat memahami maksud dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Pemikiran ini termasuk baru, sebab penerjemahan al-Qur’an pada saat itu masih dilarang oleh para ulama. 

Bahasa yang dipilih untuk terjemahan al-Qur’an adalah bahasa Persia, karena banyak digunakan di kalangan pelajar Islam India saat itu. Penerjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Persia disempurnakan Syah Waliyullah di tahun 1758. 

Terjemahan yang semula ditentang itu lambat laun dapat diterima oleh masyarakat Islam India pada saat itu. 

Setelah masyarakat bersedia menerima terjemahan al-Qur’an, kemudian putra Syah Waliyullah melanjutkan pemikiran ayahnya. 

Putra Syah Waliyullah membuat terjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Urdu. Bahasa Urdu inilah yang lebih umum digunakan oleh masyarakat Islam India daripada bahasa Persia. 

2. Sayyid Ahmad Khan (1817-1898 M)
Setelah Kerajaan Mughal dihancurkan oleh kekuatan Inggris pada tahun 1857, maka tampillah ulama baru di India, yaitu Sayyid Ahmad Khan. 

Ia lahir di Delhi pada tahun 1817. Sayyid Ahmad Khan memperoleh pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama. Selain mempelajari bahasa Arab, ia juga menekuni bahasa Persia. 

Ia rajin membaca dan banyak memperluas pengetahuan dengan membaca buku berbagai bidang ilmu pengetahuan. 

Sayyid Ahmad Khan pernah bekerja pada Serikat India Timur ketika usianya masih 18 tahun. 

Kemudian ia bekerja pula sebagai hakim. Akan tetapi, pada tahun 1846 ia pulang kembali ke Delhi untuk meneruskan studinya. 

Pada tahun 1857, terjadi pemberontakan terhadap kekuasaan Inggris oleh rakyat India. Pada saat kejadian tersebut, Sayyid Ahmad Khan banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan. 

Dalam kesempatan yang sama, ia pun banyak menolong orang Inggris dari pembunuhan. Pihak Inggris menganggap bahwa Sayyid Ahmad Khan telah banyak berjasa kepada mereka sehingga mereka ingin membalas jasanya. 

Namun, Sayyid Ahmad Khan menolak hadiah yang dianugerahkan Inggris kepadanya. Ia hanya menerima gelar “Sir” yang diberikan pemerintah Inggris kepadanya. 

Dengan gelar “Sir” tersebut sehingga ia populer dipanggil dengan nama “Sir Sayyid Akhmad Khan.” Komunikasi Sayyid Ahmad Khan yang baik dengan pihak Inggris digunakannya sebagai strategi untuk kepentingan umat Islam di India. 

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa kedudukan umat Islam di India dapat meningkat apabila mereka bersedia bekerja sama dengan Inggris.

Sayyid Ahmad Khan berpendapat demikian karena Inggris merupakan penguasa terkuat di India melebihi penguasa-penguasa lainnya di sana. 

Oleh karena itu, apabila umat Islam di India menentang kekuasaan Inggris maka hal tersebut tidak akan membawa kebaikan bagi mereka. 

Sikap antipati terhadap Inggris justru akan menjadikan umat Islam di India tetap mundur dan akhirnya tertinggal. 

Pemikiran Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut: 

1. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh umat Islam sendiri yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi produk Barat. 

2. Ilmu dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu, akal dalam batas kekuatannya harus dihargai tinggi oleh umat Islam. 

3. Islam adalah agama yang memiliki paham hukum alam buatan Tuhan. Antara hukum alam sebagai ciptaan Allah Swt. dan al-Qur’an sebagai firman Allah Swt. pasti tidak terdapat pertentangan, akan tetapi keduanya sejalan. 

4. Sumber ajaran Islam hanyalah al-Qur’an dan Al-Hadis. Pendapat ulama masa lampau tidak mengikat bagi umat Islam. Di antara pendapat mereka ada yang sudah kurang sesuai dengan zaman modern. 

5. Umat Islam harus didorong untuk memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan semangat berpikir, bukan sikap dan perilaku taklid (hanya mengikuti pendapat lain tanpa mengerti alasannya). 

6. Cara efektif untuk mengubah sikap mental umat Islam dari keterbelakangan adalah pendidikan. Oleh karena itu, ia mendirikan sekolah yang akhirnya memiliki peranan penting dalam kebangkitan umat Islam di India. Sekolah tersebut diberi nama Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) yang terletak di Aligarh.

3. Muhammad Iqbal (1876-1938 M) 
Muhammad Iqbal berasal dari keluarga golongan menengah di Punjab, India. Ia belajar di Lahore hingga memperoleh gelar kesarjanaan tingkat magister (M.A.). 

Di kota itulah ia berkenalan dengan seorang orientalis bernama Thomas Arnold. Orientalis inilah yang mendorong Iqbal untuk melanjutkan studi ke Inggris. 

Iqbal kemudian masuk ke Universitas Cambridge pada tahun 1905 untuk mempelajari filsafat.
Dua tahun kemudian Iqbal pindah ke Munich, Jerman. 

Di Jerman inilah Iqbal memperoleh gelar doktor (Ph.D.) dalam bidang tasawuf. Tesis doktoral Iqbal berjudul The Deelopment of Metaphysis in ersia (Perkembangan Metafisika di Persia). 

Pada tahun 1908 Iqbal kembali ke Lahore dan menekuni profesi sebagai pengacara dan dosen filsafat. Ia menulis buku The Reonstrution of Religious Thought in Islam. 

Buku ini merupakan kumpulan dari ceramah-ceramah Iqbal .

Pada tahun 1930, Iqbal dipilih menjadi Presiden Liga Muslimin. Ia pernah menghadiri Konferensi Islam yang diadakan di Yerusalem. 

Pada tahun 1933, ia diundang ke Afghanistan untuk membicarakan pembentukan Universitas Kabul. Berbeda dengan pembaru-pembaru lain, Muhammad Iqbal adalah penyair dan filosof. 

Pemikiran Iqbal mengenai kemunduran dan kemajuan umat Islam mempunyai pengaruh pada gerakan pembaruan dalam Islam. 

Pemikiran- pemikirannya antara lain sebagai berikut. 
  1. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam. Oleh karena itu, pintu ijtihad tetap terbuka. 
  2. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamis. Dalam syairnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam. 
  3. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kebuntuan (kejumudan) dalam berpikir. 
  4. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai perkembangan zaman. 
  5. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat. 
  6. Perhatian berlebihan umat Islam terhadap kehidupan yang bersifat zuhud telah menyebabkan kurangnya perhatian terhadap masalahmasalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan

ABSENSI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi dan Tugas PAI XII BAB 7 Indahnya Membangun Mahligai Rumah Tangga

Materi dan Absensi Kelas XII BAB 1 SEMANGAT BERIBADAH DENGAN MEYAKINI HARI AKHIR

Tugas, Absen dan Materi Kelas 11 BAB 9 Prinsip dan Praktek Ekonomi Islam (PART 3)